Brata memecahkan kasus penculikan dengan bantuan Mara, dia menyelesaikannya dengan sadis tanpa ampun. Kasus baru muncul, potongan tubuh ditemukan di gedung tua. Hasil uji lab Vera menunjukkan potongan itu berasal dari 5 orang korban.
Seorang mucikari diperiksa sebagai tersangka. Saat bersamaan identitas 2 korban berhasil diketahui. Fakta yang dibangun dari tersangka jadi runtuh dengan temuan yang membawa Brata ke tempat pembuangan sampah.
Brata mengalami tekanan berat. Dari Setiawan yang ingin kasus cepat tuntas. Dari preman yang menagih hutang. Petunjuk baru ditemukan. Brata meminta Teja meyakinkan Mara membantunya. Tetapi kejutan justru terjadi ketika Brata dan Vera diundang oleh Arifin makan malam di rumahnya.
Semua petunjuk mengarah pada Vera. Brata menggunakkannya sebagai cara untuk menekan Arifin yang ingin membebaskan Vera. Sementara tim Brata juga pecah, Roni keberatan dengan perlakuan Brata dan datang menantangnya. Vera merasa ditinggalkan, hanya Teja yang peduli padanya.
Identitas kelima korban terungkap. Brata berhasil merangkai fakta-fakta yang terjadi sebelumnya. Semua orang terkait dengan kasus ini. Brata berhasil memecahkan kasus ini, tetapi masalah lain muncul. Saat dia meminta Putut dan Desi untuk membebaskan Vera, Brata justru kehilangan Vera.
Brata berburu dengan waktu untuk menyelamatkan Vera. Dia harus mendapatkan Arifin demi melepaskan Vera. Brata harus menghadapi gerombolan preman terlebih dahulu. Saat jejak pelaku dan Vera terhendus, Brata kembali ke tempat dimana potongan tubuh itu ditemukan.
Pembunuhan brutal terjadi di ATM kampung Sukadamai. Roni harus memimpin penyelidikan karena Brata dipindahkan ke bagian arsip. Penyelidikan menemui jalan buntu, Vera meminta Brata untuk membantu Roni. Sukadamai membawa Brata kembali ke mimpi buruk di masa lalu. Dengan kemampuannya Brata mengidentifikasi saksi yang mengendarai motor. Ini membawanya bertemu Nenek Leti, pemilik warung yang diduga sejak dulu jadi gembong narkoba. Sementara Arifin yang terpilih jadi walikota terus memantau Brata yang diam-diam terus menyelidiki kecurangannya dalam Pemilu.
Rangkaian pembunuhan terjadi lagi, rekaman CCTV nya disebarkan. Roni semakin tertekan, Widi memperkenalkan Putut pada hacker bernama Genta yang curiga pembajak CCTV berasal dari game center dekat Sukadamai. Brata berhasil menemukan saksi kunci kecurangan Arifin. Vera kecewa karena Brata masih mengejar Arifin lalu tidak sengaja bertamu dengan Ridho yang berusaha membujuknya kembali pulang. Fey, suruhan Leti berhasil menemukan saksi pembunuhan bernama Farel lalu menyekapnya. Brata berusaha membantu Putut mengecek game center tetapi dia terkejut karena pemilik game center ternyata adik tirinya, Anggi.
Brata menceritakan masa lalunya pada Vera tetapi menyimpan rahasia tentang Anggi. Sementara Anggi yang mengaku berinvestasi di kota itu, diam-diam menemui Leti untuk mengambil alih bisnis haram Leti. Tawaran itu ditolak, tidak lama anak buah Leti dibunuh dan diculik oleh genk selatan Usro. Arifin gusar dengan penyelidikan Brata soal pemilu, dia menekan Setiawan untuk menarik kembali Brata ke kasus pembunuhan. Brata langsung menangkap Leti tetapi gagal menjeratnya. Leti lepas lalu menyiksa Farel untuk membuka mulutnya.
Vera pulang ke rumah, Arifin berjanji akan mendapatkan Miko dengan syarat Vera putus dengan Brata. Vera menolak tawaran itu, dia fokus kembali ke pekerjaan. Farel kabur dari Leti lalu pergi ke warnet tidak lama mayatnya ditemukan tewas overdosis. Vera curiga dengan kandungan narkoba di darahnya. Ube, orang kepercayaan Leti yang diculik geng selatan ternyata menyimpan kode-kode penyimpanan narkoba Leti, dia disiksa untuk buka mulut. Brata berusaha menemukan lokasi penyekapan Ube tetapi dia hanya menemukan mayatnya. Mendengar Ube mati, Leti mengumpulkan orang-orangnya bersiap untuk menyerbu Geng Selatan.
Kode penyimpanan narkoba Leti jatuh ke tangan Anggi, Yuda berusaha merangkainya. Sementara kode yang sama didapatkan dari catatan Leti juga berhasil dipecahkan Widi. Brata meyakinkan Setiawan agar mengijinkannya mencegah terjadinya perang antar genk. Tetapi upaya itu jadi mimpi buruk karena Brata kehilangan salah satu anggotanya. Saat Brata mengejar Leti ke Sukadamai, dia sudah kabur bersama Fey yang membuat kode penyimpanan baru. Ketika stok narkoba itu hendak dipindahkan, Leti terkejut karena polisi sudah datang terlebih dahulu. Tetapi polisi hanya menemukan satu stok narkoba tersisa. Setelah terus didesak akhirnya Brata mengakui pada Vera kalau Anggi adiknya.
Vera berhasil mengurai kandungan narkoba di darah Farel cocok dengan bukti yang dulu pernah dibawa Brata, Flaka. Putut dan Roni menggrebek Game Center dan menemukan narkoba yang identik dengan temuan Vera. Sementara Brata menelusuri jejak narkoba Leti dan menggrebek anak buah Usro. Tetapi stok terbesar disimpan oleh Anggi dan sekarang dia ditekan oleh Han, gembong yang mempekerjakannya untuk secepatnya mendistribusikan narkoba itu. Anggi mengancam Ridho agar kantor walikota membantunya dengan menunjukkan rekaman suara dirinya dan Arifin. Leti yang terdesak juga menekan Arifin untuk menyelamatkannya.
Brata harus menerima kenyataan bahwa Anggi adalah aktor penting dalam kasus narkoba ini. Sekarang dia mendapatkan tekanan dari Putut, Roni dan Setiawan. Ditambah lagi dengan satu rahasia lain yang baru diungkap Brata bahwa Fey adalah anggota unit narkoba yang menyamar dan sekarang Leti mengetahui dan menyekapnya. Curiga dengan Keterlibatan Arifin, Brata meminta Vera untuk pulang ke rumah. Arifin menjanjikan pada Vera untuk membawa pulang Miko secepatnya. Arifin juga berada dalam kondisi terjepit karena ditekan oleh Anggi dan Fey. Arifin akhirnya memilih untuk menyingkirkan Leti dan melindungi Anggi. Han mengirim anggotanya untuk membunuh Brata.
Han terus mengirimkan anggota terbaiknya untuk membunuh Brata. Sementara Anggi berhasil membangun distribusi narkoba secara aman dan cepat melalui gamer. Brata berhasil mencium jejak keterlibatan Arifin lewat saksi kecurangan pemilihan walikota yang dulu pernah ditemuinya. Arifin lewat Ridho berusaha menyelamatkan diri dengan memberikan informasi tentang Anggi pada Setiawan dan mengumumkannya di media. Anggi segera membalasnya dengan menghadang Ridho yang tengah membawa Miko. Brata dan Roni yang berusaha mengikuti kehilangan keduanya.
Arifin berhasil memposisikan dirinya sebagai korban tetapi tidak cukup meredakan amarah Vera. Brata berhasil menemukan saksi kunci yang menunjukkan keterlibatan Arifin tetapi enggan berbagi informasi dengan Setiawan. Jaringan narkoba Anggi mulai terbongkar, penggrebekan diikuti dengan penyerbuan terhadap Usro. Putut dan Genta juga berhasil menemukan akun-akun gamer yang terlibat tetapi upaya itu mengundang para pembunuh menyerbu mereka. Brata coba memberikan kesempatan terakhir dengan bertemu Anggi untuk menyerahkan Miko. Diam-diam Brata menggunakan kemampuannya sehingga bisa mengetahui keberadaan Miko dengan menyentuh Anggi.
Anggi terdesak, dia menggunakan gamer dalam pengaruh narkoba untuk melakukan kekacauan di tengah kota sambil mempersiapkan diri untuk kabur. Vera nekat menemukan Miko dengan caranya sendiri dan ini membuat dia harus berhadapan langsung dengan Han. Brata tidak punya pilihan selain menyerbu tempat persembunyian Anggi. Sementara Arifin tiba-tiba diculik oleh para pengawalnya sendiri. Masing-masing pihak bertaruh dengan nasib mereka untuk persaudaraan, persahabatan, uang dan kekuasaan.